Jumat, 28 Januari 2011

mykihade: PAUD "mekar berseri", 9 November 2010

mykihade: PAUD "mekar berseri", 9 November 2010

PAUD "mekar berseri", 9 November 2010


Pendidikan sejak dini merupakan salah satu kunci mengatasi keterpurukan bangsa, khususnya dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang handal nantinya. Berbagai penelitian bidang neurologi menunjukkan, bila anak distimulasi sejak dini, maka akan ditemukan genius (potensi paling baik/unggul) dalam dirinya. Setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar (limitless capacity to learn) yang inheren (telah ada) dalam dirinya untuk dapat berpikir kreatif dan produktif. Oleh karena itu, anak memerlukan program pendidikan yang mampu membuka kapasitas tersembunyi tersebut (unlocking the capacity) melalui pembelajaran bermakna seawal mungkin. Bila potensi pada diri anak tidak pernah terealisasikan, maka itu berarti anak telah kehilangan peluang dan momentum penting dalam hidupnya, dan pada gilirannya negara akan kehilangan sumber daya manusia terbaiknya.
Kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) cukup besar. Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengikutsertakan anak-anaknya pada program PAUD. Sementara itu jumlah lembaga PAUD, khususnya di Desa Kalianyar, Kecamatan Ngronggot belum mencukupi. Dari data yang ada, jumlah anak usia 0-6 tahun yang belum mendapatkan layanan masih sangat banyak, terutama anak pra taman kanak-kanak yang memerlukan tempat bermain yang lebih terarah.
Bertolak dari kesadaran dengan masih cukup besarnya jumlah anak usia dini yang belum mendapatkan layanan pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Melalui tempat kegiatan belajar PKBM Ki Hajar Dewantara yang ada di Desa Kalianyar maka perlu didirikan tempat penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diberi nama ”Mekar Berseri” yang mencerminkan tumbuh kembang anak lebih mandiri belajar sekaligus bersosialisasi.

PKBM & TKI

PKBM Dapat Menjadi Sarana Peningkatan Mutu TKI


"Banyaknya Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang mengalami kekerasan di luar negeri, menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional  Fasli Jalal, karean kurangnya modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pernyataan itu disampaikannya disela ramah tamah dengan para peraih anugerah Widya Karya Khusus, Kamis ( 28/10 ) di Hotel Horison, Bandung."

Bandung -- Banyaknya Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang mengalami kekerasan di luar negeri, menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional  Fasli Jalal, karean kurangnya modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pernyataan itu disampaikannya disela ramah tamah dengan para peraih anugerah Widya Karya Khusus, Kamis ( 28/10 ) di Hotel Horison, Bandung.
 
Para TKI ini sebelum diberangkatkan ke luar negeri seharusnya memiliki modal keterampilan yang cukup, selain itu pada sisi  lain kemampuan bahasa dan pengetahuan budaya negeri yang akan disinggahinya pun menjadi hal yang wajib untuk dipelajari. Untuk itu, Fasli meminta agar di setiap desa pengirim terdapat satu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ) yang mendukung sarana pembelajaran keterampilan  TKI.
 
"Di PKBM tersebut kami sediakan sarana-prasarana pembelajaran yang mendukung keterampilan kerja mereka. Kami buatkan moke up ( maket kerja ) dan menyediakan video practice ( video pengetahuan lingkup kerja ) untuk dipelajari oleh para TKI itu," ucap Fasli. Selanjutnya ia menyarankan agar menghadirkan mentor profesional apabila terdapat keterampilan khusus yang dibutuhkan oleh para TKI nantinya di luar negeri.
 
Mengenai pelayanan setelah TKI kembali pulang ke dalam negeri, Fasli mengeluarkan gagasan agar PKBM kembali menyambut mereka dengan pelatihan keterampilan baru yang penting untuk meneruskan hidup mereka. " Terkadang para TKI itu pulang dan bingung, pendapatan mereka selama di luar negeri akan dipergunakan untuk apa, maka PKBM perlu untuk merangkul mereka dengan penyegaran pelatihan yang berguna untuk mereka " ucap pria mantan Direktur Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal ini.


Sumber: www.kemdiknas.go.id /
04/11/2010

Pendidikan Kesetaraan Paket C

mykihade: Kelompok Belajar Usaha [KBU] & Pendidikan Kesetaraan Paket C

Sabtu, 22 Januari 2011

Kelompok Belajar Usaha [KBU]


Pendidikan Kesetaraan Paket C adalah pendidikan yang diadakan di luar pendidikan formal, dilaksanakan untuk mewadahi warga belajar yang karena alasan ekonomi, waktu dan karena faktor yang menyebabkan mereka tidak memiliki kesenpatan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang formal. Sedangkan Kelompok Belajar Usaha [KBU] dijalankan untuk menampung warga belajar pendidikan non formal belajar menjalankan usaha secara mandiri agar namtinya dapat jadi bekal menjalankan usaha.